Suku Baduy merupakan salah satu suku di Indonesia yang masih tetap mempertahankan karakteristiknya sampai sekarang. Terletak di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Perjalanan dimulai ketika aku diwajibkan untuk mengikuti KKL III (Kuliah Kerja Lapangan ke III) yakni untuk meneliti kondisi sosial,bidaya,serta karkteristik fisik ataupun alam yang dihuni oleh suku baduy.
Foto dengan Baduy Dalam..
Foto dengan Baduy Dalam..
Awal Juni 2011 aku mulai perjalanan dari kota Yogyakarta sekitar pukul 15.00 kita berangkat menuju Jakarta. Teman duduk sebelahku yakni Riyantiningsih, selama perjalanan kita banyak mengobrol dan bersenda gurau dengan teman-teman 1 bus..tentu dengan teman MecaRica. Hal yang menjadi kenangan sampai sekarang yakni selama perjalanan kita selalu membuat bahan lelucon, yakni temanku yang bernama Gunandar. Dia selalu dijadikan objek tertawaan temanku satu kelas, meskipun dalam hati aku merasa kasian namun aku menikmati betul momen-momen bercanda tawa dengan teman 1 bus setelah 2 minggu kemarin kita bertempur melawan ujian semester. Malam tiba setelah lelah bercanda serta beristirahat di rumah makan untuk rehat sejenak akhirnya sedikit demi sedikit suara-suara teman mulai hilang karena mereka sudah pergi ke dunia impian.
anak suku baduy laur
anak suku baduy laur
Sekitar pukul 08.00 kita sampai dikompleks suku baduy..sebagai ucapan selamat datang kita disuguhi tugu besar berada di tengah-tengah berupa patung masyarakat badui. Seketika itu kita menuju pendopo untuk meletakkan barang bawaan kita dan bersiap menjelajah perkampungan baduy. Disana kita disambut dengan antusias dan baik oleh masyarakat badui. Suku baduy dibagi menjadi 2 suku yakni baduy dalam dan baduy luar. Masyarakat baduy dalam terdiri dari 3 kampung, sedangkan baduy luar terdiri dari 11 kampung.
Dibelakang ada lumbung Padi suku Baduy Luar
Selain itu terdapat banyak perbedaan dari mulai pakaian, jenis rumah, bahasa, dan kebiasaan sehari-hari yang cukup kontras pada suku baduy. Misalnya : baduy dalam :berpakaian serba putih dan tidak diperbolehkan menggunakan benang dari luar, dalam pembuatan rumah tidak menggunakan paku, tidak boleh menggunakan barang-barang dari luar intinya tidak boleh mengeyam modernisasi dan itu berkebalikan dengan suku baduy luar yang menggunakan pakaian hitam,,namun yang paling saya salut adalah baik baduy dalam dan luar mereka tidak menggunakan listrik untuk penerangan maupun kebutuhan sehari-hari. Mereka tetap menghormati adat istiadat dari nenek moyangnya yakni agama islam dengan aliran sunda wiwitan.
Cewek-Cewek Mecarica
Dibelakang ada lumbung Padi suku Baduy Luar
Selain itu terdapat banyak perbedaan dari mulai pakaian, jenis rumah, bahasa, dan kebiasaan sehari-hari yang cukup kontras pada suku baduy. Misalnya : baduy dalam :berpakaian serba putih dan tidak diperbolehkan menggunakan benang dari luar, dalam pembuatan rumah tidak menggunakan paku, tidak boleh menggunakan barang-barang dari luar intinya tidak boleh mengeyam modernisasi dan itu berkebalikan dengan suku baduy luar yang menggunakan pakaian hitam,,namun yang paling saya salut adalah baik baduy dalam dan luar mereka tidak menggunakan listrik untuk penerangan maupun kebutuhan sehari-hari. Mereka tetap menghormati adat istiadat dari nenek moyangnya yakni agama islam dengan aliran sunda wiwitan.
Cewek-Cewek Mecarica
Sudah 2 hari ini aku tidak melanjutkan tulisanku ini (hehe) saatnya untuk membuka memori kembali perjalananku dulu. Berbagai filosofi hidup aku dapatkan dari KKL IPS terpadu pada kesempatan ini. Hidup berdamai dengan alam. Mencoba untuk memahami dan bersahabat dengan mahakarya pencipta di Lereng Gunung....serta mensyukuri keagungan Tuhan yang menciptakan manusia di dunia ini bersuku-suku, memiliki adat istiadat,tradisi,pakaian, yang berbeda-beda sesuai karakteristik daerah sekitar. Dua malam aku disana mengajarkanku akan kesederhanaan dan keramahtamahan masyarakat Baduy dengan orang asing yang baru mereka temui. Pelajaran berharga yang terpenting dalam petualanganku ini yakni : Suku Baduy yang tidak mengenyam pendidikan tinggi dapat bersahabat dengan alam, sedangkan manusia lain yang berpendidikan tinggi mengetahui bahwa kerusakan alam berdampak pada kehidupan manusia dikemudian hari, tetap berusaha mengeksploitasi hanya untuk mempertebal pundi-pundi uang dengan sikap berperang dengan Alam.
dikasih foto2 juga cha..lbh bagus
BalasHapusiya nh nez..niatnya meh tak ksh fto2 tp msh dlm taraf belajar edit...he
BalasHapusmkch sarannya saii..