Kamis, 01 Maret 2012

Pantai Suing Yang Bersejarah


Suara desiran ombak di 2009 itu masih terdengar di telingaku sampai saat ini menjadi saksi bisu bekas luka yang belum hilang sampai sekarang. Aku lupa tepatnya bulan ke berapa di tahun 2009. Perjalanan ke Pantai pertama kali bersama teman-teman setelah setahun menginjakkan kaki di kota Yogyakarta. Sebenarnya jalan-jalan ini sudah direncanakan jauh-jauh hari dengan persiapan yang cukup matang mulai dari Dome, jagung bakar,indomie dan berbagai keperluan camping lainnya. Berjumlah 18 orang yang ikut camping kali ini termasuk aku sendiri. Objek wisata yang kami kunjungi yakni Pantai Siung letaknya di Kabupaten Gunung Kidul yakni salah satu Kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami berdelapan belas saling berboncengan laki-laki dan perempuan. Melewati jalan yang berkelok-kelok serta tebing-tebing untuk menuju Pantai yang dituju. Akhirnya tepat magrib kita sampai, disambut dengan suara desiran ombak dan suasana gelap. Maklum Pantai di Gunung Kidul belum semua terpasang aliran listrik itulah kelemahan dari objek wisata Pantai di Gunung Kidul yang begitu indah tidak kalah dengan Pantai Kuta  Bali namun belum terjamah listrik. 
                               (Aku, Anes, dan Amin)
Baiklah teman-teman cowok mencari posisi yang cocok untuk tempat mendirikan tenda, seketika tenda berdiri dengan perjuangan melawan angin laut yang cukup kuat menghantam para lelaki perkasa mecarica (hehehe) yang mendirikan tenda, akhirnya usaha itu berbuih hasil yang memuaskan yakni 2 tenda bertengger kuat di lautan pasir putih menghadap laut lepas. Gantian para cewek-cewek mecarica menyiapkan makanan dengan memasak indomie yang telah di bawa sebagai bekal. Hal yang membuat kangeen sampai sekarang dengan camping bersama yakni teman-teman pada berebut mie rebus yang rasanya tidak karuan tidak peduli cowok atau cewek berebut mendapatkan mie yang paling banyak. Sepertinya rasa lapar dapat menghalalkan segala cara untuk memenuhi nyanyian perut yang gundah gulana. Selanjutnya yakni membakar jagung bakar sambil kita foto-foto dengan teman-teman, dengan diselingi salah satu teman memainkan gitar dan bernyanyi bersama-sama. Senang, suka cita, bercanda tawa bersama-sama tanpa memperdulikan tenda sebelah yang ngomel dengan ulah teman-teman hehehe. 
                         * Bakar Jagung with Ari*
                           (Kebersamaan Tmn2 Mecarica)
Sepersekian detik, menit, jam yang berlalu dengan suka cita tiba-tiba tenggelam dengan musibah yang menimpaku. Kejadian itu dimulai ketika aku dan teman-teman ingin mencari tempat untuk salat dan membuang hadas kecil. Di perjalanan ke sana karena gelap gulita aku tidak melihat kalau ada selokan di depanku..tiba-tiba saja aku terperosok jatuh dengan posisi tulang kering bersentuhan dengan sudut selokan.. seketika aku tidak merasakan sakit. Aku tahu tulang keringku berdarah dan tidak berfikir separah itu karena hanya luka kecil biasa. Ternyata semakin lama semakin mengalir terus darahnya..aku dan teman semakin panik..ada apa dengan kakiku kali ini???tolong jangan menyusahkan aku lagi..tolong..? ternyata kulitku sobek sampai menembus tulang kering hingga tulangnya keliatan.. Subhanallah..rasanya sakit...sekali, aku hanya ingat bapak dan ibu dirumah. Temanku panik aku juga demikian..beruntung sekali diriku ini disaat kejadian ternyata ada Banser Kabupaten Gunung Kidul yang lagi Diklat untuk mengajari siswa-siswa Sekolah Menengah Atas. Langsung ketua Banser membawaku masuk Ambulans dan menuju Puskesmas terdekat.. selama perjalanan darah selalu mengalir..disebelahku hanya temanku Amin dan Imanul yang selalu setia menungguku. Aku hanya bisa diam tidak mampu berkata-kata...seketika Mas Supir Ambulans mengajakku berbicara dan kedua temanku agar mencairkan suasana ketegengan akibat kakiku yang selalu mengeluarkan darah yang tidak kunjung berhenti.
Tibalah aku di Puskesmas terdekat, itu saja kira-kira berjarak sekitar kurang lebih 11 km..cukup jauh memang maklum jauh dari ibukota Kabupaten. Disana aku disambut oleh para perawat dan dokter yang sedang berjaga..seingatku tepat pukul 21.00 tiba di Puskesmas. Di sana aku langsung dibawa ke ruang bedah...masih ingat dalam benakku dokter dan perawat sibuk menyiapkan peralatan untuk menjahit luka yang diderita. Ada 3 suntikan anestesi di hujamkan pada lukaku..aku hanya diam dan menahan rasa sakit itu dengan membaca istigfar (Astagfirullah..) dalam hati sebanyak mungkin. Baiklah itu pertama kalinya dalam hidupku untuk dijahit. Ternyata rasanya seperti ini karena aku hanya mendengarkan cerita dari kakakku lelaki yang sudah 3 kali dijahit sewaktu masih Taman kanak-kanak karena kenakalannya. Dan itu terjadi padaku yang waktu itu masih berusia 19 tahun. Dokter wanita muda tersebut bertanya padaku terasa sakit tidak mbx?? Aku hanya menggeleng tidak dapat bicara..dan akhirnya jarum jahit dihujamkan pada lukaku yang sobek...aku merasakan tarikan benang lirih, linu dan aku biarkan untuk tidak melihat tindakan dokter kepadaku. Setelah semua selesai..Bapak Ketua Banser mengajak aku ngobrol dan bercanda..sedikit mengurangi perasaan tegang akan eksekusi tadi.
Akhirnya Ambulans membawa kembali ke Pantai Siung untuk bertemu teman-teman. Malam itu aku tidur di tempat tinggal penjaga Pantai Siung. Tempat berteduh yang baik untuk ukuran kondisi pantai yang saat itu diguyur hujan..ada sebagian teman yang tetap stay di tenda meskipun hujan. Aku salut dengan mereka teman-teman mecarica dan sebagian ada yang menemaniku dirumah Penjaga Pantai sekaligus sebagai warung makan. Dalam hati aku berkata ..Ya Allah kenapa aku selalu merepotkan teman-teman baikku..teman yang selalu mendampingiku..ijinkan aku untuk tidak merepotkan mereka. Baiklah aku berusaha untuk bangkit meskipun masih sakit tapi aku tidak mau merepotkan lagi..cukup..cukup..dengan kejadian tadi malam. Kita berfoto-foto dengan latar Pantai Siung pada siang hari bersama teman-teman, sekitar pukul 10.00 aku dan teman-teman berpamitan dengan para Banser dan Bapak Penjaga Warung untuk mengucapkan terima kasih atas kejadian tadi malam. 
                      (LiHat  PemandanganPantai Siung)
Cukup memalukan dan mengiris hati ketika aku menulis cerita ini ada perasaan yang sakit sekaligus penyesalan kepada teman-teman yang baik..Maafin icha..yang telah merusak kesenangan kalian..Terima kasih yang tidak terkira pada temanku Amin dan Imanul yang bersedia menemani sewaktu di Ambulans...Maka Pantai Siung menjadi saksi sejarah bekas jahitan kecil berwarna coklat yang belum hilang. Inilah kenang-kenangan perjalananku di Pantai Siung selain suka cita bersama teman-teman. Pantai Siung merupakan Pantai yang eksotis dengan pasir putih dan tebing yang indah untuk dinikmati bagi liburan..ini hanyalah sedikit cerita tanpa mengurangi keindahan Pantai Siung serta wajib dikunjungi bagi kalian pencinta pantai dan travelling berkunjung ke Pantai ini...dengan keramahan penghuninya.
                          *Kebersamaan Tmn2 Mecarica*
Hikmah yang berharga ingin aku beritahukan kepada pembaca yakni kemanapun kalian pergi restu orang tua sangat diperlukan dan berhati-hati dalam setiap melangkah..karena kita tidak tahu di depan kita ada sesuatu yang dapat menghasilkan bencana bagi diri sendiri.

1 komentar: